(Sumber Gambar: mesinpertanian.id)
Seiring dengan perkembangan jaman dan penambahan jumlah penduduk, kondisi tanah pertanian di indonesia semakin tergeser dari pembangunan industri, jalan dan perumahan. jadi jangan heran semakin berjalannya waktu kita selalu menambah kuota impor.
Dikutip dari maritim.go.id Dataran rendah pesisir di Indonesia (diperkirakan sekitar 30 juta hektar) terdiri dari berbagai ekosistem lahan basah penting, seperti ekosistem mangrove, ekosistem gambut, ekosistem muara sungai, ekosistem laguna, ekosistem pertambakan, dan lahan pertanian pasang surut, yang sebagian besar berlokasi tidak jauh dari wilayah permukiman dengan elevasi dari permukaan laut kurang dari 30 meter. Berbagai ekosistem tersebut memiliki nilai dan manfaat serta jasa lingkungan yang sangat luas bagi mahluk hidup, di antaranya sebagai habitat atau tempat tinggal berbagai mahluk hidup, pencegah intrusi air laut, penyimpan air tawar, cadangan karbon yang sangat besar serta untuk mitigasi kebencanaan terkait potensi bahaya tsunami.
Kondisi lahan basah pesisir di Indonesia saat ini terancam akibat alih fungsi untuk permukiman, pertambakan, perkebunan, pembangunan sektor industri, dan pembangunan sarana dan prasarana. Selain alih-fungsi, pengambilan air tanah di wilayah lahan basah pesisir secara masif, terutama oleh masyarakat perkotaan, telah mengakibatkan penurunan muka tanah. Hal ini terjadi karena ketika air diambil dari lapisan permukaan kulit bumi, maka terjadilah pergeseran susunan bebatuan, dan akhirnya permukaan tanah mengalami penurunan.
Dengan kondisi dataran rendah seperti diatas, watonsinau.work ingin sekali lahan pertanian di indonesia ada perubahan pengolahan ke era industri, jadi wilayah hijau di kelola menjadi satu manajemen dengan memanfaatkan tenaga pemilik tanah. karena kita ketahui bersama kalau lahan hijau atau persawahan kebanyakan milik masyarakat kecil yang di kelola secara keluarga. Itu yang menyebabkan kondisi atau hasil pertanian kita semakin menurun, walaupun teknologi semakin maju.
Posting Komentar
0Komentar