AGROINDUSTRI TEPUNG CABE beserta cara Pembuatannya

Sang Landep
By -
0
Latar Belakang
Cabe berasal dari Amerika Tengah dan saat ini merupakan komoditas penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Hampir semua rumah tangga mengkonsumsi cabe setiap hari sebagai pelengkap dalam hidangan keluarga sehari-hari. Konsumsi cabe rata-rata sebesar 4,6 kg per kapita per tahun.

Permintaan yang cukup tinggi dan relatif kontinu serta cenderung terus meningkat memberi dorongan kuat masyarakat luas terutama petani dalam pengembangan budidaya cabe. Berbagai alternatif teknologi yang tersedia serta relatif mudahnya teknologi tersebut diadopsi petani merupakan rangsangan tersendiri bagi petani. Disamping itu produktivitas cabe sangat tinggi dan waktu yang dibutuhkan untuk penanaman relatif singkat, sehingga nilai ekonomi cabe cukup tinggi. Dalam kondisi yang menguntungkan, cabe merupakan pilihan utama bagi petani di banyak wilayah indonesia.

Tetapi di satu sisi dengan sangat intensifnya peningkatan produksi cabe di saat-saat tertentu sering menyebabkan anjloknya harga cabe di pasaran. Hal ini karena permintaan cenderung tetap dalam jangka pendek sementara produksi melimpah. Informasi suplydemand yang tidak akurat atau bahkan belum menjadi orientasi petani cabe menyebabkan keseimbangan pasar sering terganggu. Karakteristik cabe yang perisable menyebabkan fluktuasi harga cabe sangat tinggi dari waktu ke waktu. Kemerosotan harga hingga mencapai tingkat yang sangat tidak ekonomis sering harus diterima petani karena tidak mempunyai pilihan lain kecuali harus menjual secepatnya dengan harga murah.

Sebagaimana yang terjadi secara umum, problem komoditas cabe menyangkut fluktuasi harga yang selalu menjadikan kekhawatiran petani. Strategi mengurangi resiko dan ketidakpastian dalam pengembangan komoditas cabe yang dimaksudkan untuk lebih meningkatkan daya simpan dan nilai tambah perlu disiapkan dan ini dapat dilakukan dengan kerjasama berbagai pihak. Industri pengolahan cabe dapat menjadi Iternatif usaha yang diandalkan dalam mengatasi permasalahn rutin yang terjadi pada komoditas cabe tersebut. Pembuatan bubuk cabai, memperpanjang daya simpan, serta mempermudah penanganan baik dalam pengangkutan maupun penggunaannya. Dalam pembuatan bubuk cabai, bahan dasar diutamakan dari jenis cabai merah keriting.

Tepung cabe kering terutama banyak dimanfaatkan sebagai bubuk murni pelengkap bumbu masakan instan seperti mie atau bihun. Disamping itu dalam bentuk kemasan botol atau alumunium foil mulai dikembangkan.

PROSPEK PEMASARAN
Konsumsi cabe dalam bentuk tepung atau bubuk semakin meningkat dengan berubahnya selera masyarakat yang semakin menghendaki bentuk makanan siap hidang. Perkembangan konsumsi tepung cabe sejalan dengan semakin berkembangnya makanan instan seperti mie, bihun dan nasi goreng. Disamping itu juga semakin banyak digunakan di rumah makan besar sebagai bumbu pelengkap hidangan. Bubuk cabe juga mulai dipasarkan lewat swalayan dengan kemasan khusus. Dalam perdagangan internasional bubuk cabe semakin berkembang oleh karena jangkauan pasar yang semakin jauh. Pasar global semakin memungkinkan perdagangan cabe antar negara, dan ini tidak mungkin dilakukan dalam bentuk segar. Prospek pasar bubuk cabe masih terbuka luas, baik di dalam negeri maupun luar negeri (ekspor). Berkembangnya industri makanan di Indonesia merupakan peluang bagi pemasaran bubuk cabai di dalam negeri. Hal yang penting diperhatikan dalam usaha bubuk cabai adalah perencanaan skala produk yang akan diusahakan dan saat tepat dalam penjualan untuk memperoleh harga yang baik.

PROSES PEMBUATAN TEPUNG CABAI
Bubuk cabai merah dibuat dari cabal merah yang telah dikeringkan. Proses pengolahan dari cabai segar menjadi bubuk cabai melalui tahapan sebagai berikut :

1. Sortasi
Sortasi (pemilihan) dilakukan untuk memilih cabai merah yang baik, yaitu tingkat kemasakannya di atas 60%, sehat dan fisiknya mulus (tidak cacat)

2. Pencucian
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan sisa-sisa pestisida. Pencucian dilakukan sampai bersih dan tangkai cabai dibuang.

3. Pembelahan
Pembelahan dilakukan sebelum pengeringan. Tujuannya untuk mempercepat waktu pengeringan. Pada waktu melakukan pembelahan, sebaiknya menggunakan sarung tangan plastik agar terhindar dari rasa pedas.

4. Blanching
Cabai merah yang telah bersih direndam dalam air panas yang hampir mendidih (90 °C) dan telah diberi kalsium metabisulf atau atrium bisufit 2 g/l air (0,2%) selama ± 6 menit. Setiap kilogram cabai dibutuhkan air panas ± 1,51. Kemudian cabai diangkat dan dimasukan ke dalam air dingin, sehingga proses pemanasan terhenti. Cabai ditiriskan dan selanjutnya siap dikeringkan. Tujuan blanching untuk mempercepat waktu pengeringan, mencegah browning dan memperpanjang daya simpan. Selain itu juga untuk mencegah cabal menjadi keriput dan warna tidak kusam akibat proses pengeringan.

5. Pengeringan
Setelah di-blanching cabal siap dikeringkan. Proses pengeringan dapat dilakukan dengan cara :
• Pengeringan alamai
• Pengeringan Buatan

Pada pengeringan alami, cabai dijemur selama ± 8 – 10 hari dengan panas matahari. Apabila cuaca kurang balk, pengeringan relatif lama (12 – 15 hari). Cara ini biayanya cukup murah, tetapi kelemahannya sangat tergantung pada cuaca dan dapat mengakibatkan turunnya kualitas cabal keying yang dihasilkan. Guna mempercepat waktu pengeringan serta meningkatkan kualitas cabai, pengeringan dilakukan dengan pengering buatan (oven) pada suhu 60 °C selama 10 – 15 jam. Pada tahap ini suhu alat pengering harus diperhatikan jangan sampai melebihi 60°C. Saat pengeringan, bahan sebaiknya dibolak-balik setiap 3 – 4 jam agar keringnya merata. Pengeringan dapat diakhiri apabila kadar air telah mencapai 7 – 8 % atau bila cabai merah kering sudah mudah dipatahkan. Penyusutan berat sekitar 50 – 60%, yaitu dari 30 kg cabai segar akan dihasilkan 4 – 5 cabai kering.

6. Penggilingan
Cabai merah yang sudah kering dihaluskan dengan menggunakan alap penepung (gilingan) sehingga diperoleh bubuk cabai merah selain gilingan dapat juga digunakan blender (rumah tangga), gilingan kopi atau mesin giling khusus bubuk cabal yang biasanya digunakan untuk keperluan industri menengah keatas.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn more
Ok, Go it!