Azolla adalah sejenis pakis (fern) air tawar yang hidup di kolam, danau, rawa dan sungai kecil baik di kondisi tropis maupun sub tropis. Untuk berabad lamanya, azolla telah digunakan sebagai pupuk hijau di Cina Selatan dan Vietnam Utara.
Penggunaan Azolla pada Padi
Azolla berasosiasi dengan ganggang biru hijau algae anabaena dapat memfiksasi N dari udara ke dalam bentuk amonia yang dapat diserap tanaman padi saat diinkorporasikan ke dalam tanah. Azolla mengandung 2-5 % N, 3-6 % K (bahan kering).
Pengelolaan Azolla pada Padi
Perbanyakan
Azolla memperbanyak diri secara vegetatif (tidak menghasilkan biji). Dengan demikian, inokulum azolla dipertahankan hidupnya sepanjang tahun dengan menumbuhkannya dalam kolam kecil atau parit berisi air ( untuk luas 4-5 m2 dengan dalam 0,5-1,0 m, dibutuhkan 250-500 gm (berat segar) inokulum).
Azolla tumbuh baik pada suhu rata-rata harian 25º C, namun mati bila suhu lebih tinggi. Dapat digunakan, baik pada padi musim hujan maupun kemarau.
Azolla dapat digunakan dengan 2 cara: 1) sebagai pupuk hijau, dibenamkan ke dalam tanam sebelum tanam pindah dan 2) sebagai intercrop, dibenamkan setelah tanam pindah.
Pada kedua cara tersebut, diberikan sekitar 500 kg berat segar/ha pada air yang tergenang di sawah.
Pembenaman azolla sebelum transplanting
Tumbuhkan azolla sekitar satu bulan sebelum pembenaman saat tanam pindah. Pupuk azolla dengan 2,2 kg P/ha setiap 5 hari, 4 kg K/ha setiap 10 hari, dan/atau 500-1000 kg/ha pupuk kandang setiap 5-10 hari. Bila pupuk kimia tidak tersedia, dapat digantikan dengan abu.
Tumpangsari azolla
Berikan azolla ke dalam pertanaman padi dalam keadaan tergenang. Tumpangsari azolla biasanya tidak dipupuk ( namun bila tersedia super fosfat (TSP) pemberian 4-5 kg P/ha dapat dianjurkan).
Pada kedua sistem, azolla dapat dibenamkan beberapa kali selama siklus pertumbuhan padi.
Kecepatan pertumbuhan
16-20 hari setelah inokulasi, pertanaman akan tertutup oleh sekitar 20 ton azolla, yang selanjutnya dibenamkan ke dalam tanah. Biasanya sebagian azolla dibiarkan tumbuh setelah pembenaman pertama. Kadangkala 3-4 pertanaman azolla diproduksi dan dibenamkan pada setiap kali bertanam padi.
Teknologi ini mampu menghasilkan sekitar 40 t azolla segar/ha setara dengan sekitar 60 kg N/ha. Untuk itu diperlukan aplikasi 0,5 t inokulum azolla segar, 2-3 t pupuk kandang, 20-30 kg P, dan 20 kg K/ha.
Keterbatasan
Azolla tidak dapat bertahan pada kondisi kering – sehingga selalu diperlukan genangan air.
Karena azolla berkembang secara vegetatif, inokulumnya harus selalu dipertahankan dalam persemaian sepanjang tahun dan diperbanyak untuk disebarkan sebelum diinokulasikan ke lapang.
Suhu tinggi mengakibatkan meningkatnya serangan hama dan penyakit pada azolla. Cuaca dingin merupakan kunci sukses pemanfaatan azolla.
Diantara unsur hara, P yang terpenting untuk azolla. Karena azolla mengapung, ia tidak
dapat menyerap P dari tanah, oleh karenanya pertumbuhannya terkendala oleh kekurangan P bila unsur ini tidak diberikan ke dalam genangan air.
Penggunaan azolla secara ekonomi amat penting. Teknologinya memerlukan tenaga kerja intensif. Petani seringkali tidak memperoleh keuntungan ekonomi dari penggunaan azolla dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia karena adanya tambahan biaya tenaga kerja, kesempatan lahan memperoleh irigasi, binit/inokulum, fosfat, dan pestisida menjadikan penggunaan azolla tidak ekonomis.
Posting Komentar
0Komentar