Ilmu Usaha Tani Indonesia beserta analisa usahanya

Sang Landep
By -
0

Data statistik BPS menunjukkan, salah satu sektor ekonomi yang tidak terpengaruh oleh krisis ekonomi adalah sektor pertanian, karena dalam kondisi krisis seperti dewasa ini, sektor ini masih memberikan pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan nilai ekspor komoditi hasil sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,22% di tahun 1998. Sementara pertumbuhan sektor lain negatif, misalnya pertumbuhan sektor pertambangan dan migas negatif 4,16%, dan pertumbuhan sektor industri negatif 12,74%. Pertumbuhan total pun mengalami penurunan menjadi menjadi 13,68% dalam sepuluh tahun terakhir ini, yang berarti telah terjadinya penurunan produksi total sebesar angka tersebut. 

Ini memberikan indikasi bahwa sektor pertanian memiliki kekenyalan dalam menghadapi masalah pertumbuhan ekonomi. Di samping memiliki kekenyalan sektor pertanian pun memberikan manfaat lain yang lebih primer di masa krisis ekonomi dewasa ini, yakni berpotensi untuk melepaskan diri dari beban impor untuk bahan pangan rakyat. Seperti telah diketahui bersama, pada masa lalu bahan pangan masih menjadi beban bagi devisa kita. Hal ini sangat ironis dengan identitas sebagai bangsa agraris. 

Eksistensi sektor pertanian semakin kuat karena secara nasional krisis ekonomi telah menyebabkan terjadinya pergeseran struktur PDB. Sektor pertanian mengalami kenaikan perannya dari 16,01% menjadi 18,82%. Keadaan ini menjungkirbalikan struktur ekonomi karena dalam beberapa dasa warsa terakhir pertanian mengalami degradasi yang cukup signifikan dalam struktur ekonomi nasional. Maka dari uraian di atas, dapat disimpulkan perlunya reorientasi dalam prioritas pembangunan baik dalam tataran nasional maupun regional.

Pengembangan sektor pertanian termasuk pengembangan industri yang berbasis pertanian merupakan andalan potensial untuk membangkitkan dinamika ekonomi masyarakat di tengah keterpurukan ekonomi yang tak terhingga dewasa ini. Pengembangan sektor pertanian beserta program lanjutannya, dalam hal ini agroindustri, memiliki nilai strategis untuk keluar dari krisis ekonomi. Sekurang-kurangnya terdapat dua alasan penting, yakni: (a) membantu mengendalikan harga pangan dalam negeri serta berpotensi meningkatkan produksi substitusi impor melalui pengembangan secara intensif sekaligus dapat menghemat devisa, (b) sektor pertanian dan agro industri memiliki keuntungan komperatif yang dapat merangsang kelompok investor yang memiliki orentasi ekspor.

Untuk melaksanakan program pengembangan secara efektif sehubungan dengan kedua hal tersebut, dianggap perlu untuk menetapkan komoditas pertanian yang menjadi unggulan. Komoditas unggulan ditetapkan setelah mengkaji berbagai kelayakan baik yang bersifat teknis maupun ekonomi. Diharapkan dalam jangka waktu yang relatif pendek komoditas ini dapat memberikan hasil yang signifikan untuk memperbaiki konidisi kehidupan petani khususnya dan umumnya masyarakat yang terkait dengan jaringan bisnis komoditi ini. 

A. DEFINISI USAHATANI DAN ILMU USAHATANI
Indonesia, Bali, Kerja Lapangan, Panen Padi, Petani
Menurut Soekartawi (1995) bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Menurut Adiwilaga (1982), ilmu usahatani adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan orang melakukan pertanian dan permasalahan yang ditinjau secara khusus dari kedudukan pengusahanya sendiri atau Ilmu usahatani yaitu menyelidiki cara-cara seorang petani sebagai pengusaha dalam menyusun, mengatur dan menjalankan perusahaan itu. Menurut Mosher (1968) usahatani adalah: suatu tempat atau sebagian dari permukaan bumi di mana pertanian diselenggarakan seorang petani tertentu, apakah ia seorang pemilik, atau manajer yang digaji himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan- perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan sebagainya. Menurut Kadarsan (1993), usahatani adalah suatu tempat dimana seseorang atau sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan ketrampilan dengan tujuan berproduksi untuk menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian. Dapat disimpulkan bahwa Ilmu usahatani adalah ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana menggunakan sumberdaya secara efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil maksimal. Sumber daya itu adalah lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen.

B. GAMBARAN USAHATANI DI INDONESIA
Di Indonesia, usahatani dikategorikan sebagai usahatani kecil karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Berusahatani dalam lingkungan tekanan penduduk lokal yang meningkat
b. Mempunyai sumberdaya terbatas sehingga menciptakan tingkat hidup yang rendah
c. Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsisten
d. Kurang memperoleh pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan lainnya

Soekartawi, 1986 pada seminar petani kecil di Jakarta pada tahun 1979, menetapkan bahwa petani kecil adalah :
a. Petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang dari setara 240 kg beras per kapita per tahun.
b. Petani yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih kecil dari 0,25 ha lahan sawah di Jawa atau 0,5 ha di luar Jawa. Bila petani tersebut juga memiliki lahan tegal maka luasnya 0,5 ha di Jawa dan 1,0 ha di luar Jawa.
c. Petani yang kekurangan modal dan memiliki tabungan yang terbatas.
d. Petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamis.

Kesulitan utama dalam menganalisis perekonomian rumah tangga tani di negara berkembang seperti Indonesia karena:
a. Sifat dwifungsinya : produksi dan konsumsi yang kadang tidak terpisahkan.
b. Kuatnya peranan desa sebagai unit organisasi sosial dan perekonomian.

Menurut Tohir (1983) ,Tingkat pertumbuhan dan perkembangan usaha tani dapat diukur dari berbagai aspek. Ciri-ciri daerah pertumbuhan dan perkembangan usaha tani, yaitu:

A. Usaha pertanian atas dasar tujuan dan prinsip sosial ekonomi yang melekat padanya, usaha tani digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:
a. Usaha tani yang memiliki ciri-ciri ekonomis kapitalis
b. Usaha tani yang memiliki dasar ekonomis-sosialis-komunistis
c. Usaha tani yang memiliki ciri-ciri ekonomis

B. Tingkat pertumbuhan usaha tani berdasarkan teknik atau alat pengelolaan tanah:
a. Tingkat pertanian yang ditandai dengan pengelolaan tanah secara dicangkul (dipacul).
b. Tingkat pertanian yang ditandai dengan pengelolaan tanah secara membajak

C. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan usaha tani dapat dilihat dari (a) kedudukan struktural atau fungsi dari petani dalam usaha tani dan (b) kedudukan sosial ekonomi dari petani dalam masyarakat 

C. KAITAN USAHATANI DENGAN AGRIBISNIS
Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai pengadaan saprodi, produksi, pengolahan hasil dan pemasaran dihasilkan usahatani atau hasil olahannya.

D. KLASIFIKASI USAHATANI
Padi, Panen, Pertanian, Makanan, Malaysia, Menghasilkan
a. Pola usahatani
Terdapat dua macam pola usahatani, yaitu lahan basah atau sawah, dan lahan kering. Ada beberapa sawah yang irigasinya dipengaruhi oleh sifat pengairannya, yaitu :
• Sawah dengan pengairan tehnis
• Sawah dengan pengairan setengah tehnis
• Sawah dengan pengairan sederhana
• Sawah dengan pengairan tadah hujan
• Sawah pasang surut, umumnya di muara sungai

b. Tipe usahatani
Tipe usahatani menunjukkan klasifikasi tanaman yang didasarkan pada macam dan cara penyusunan tanaman yang diusahakan.
a. Macam tipe usahatani :
• Usahatani padi
• Usahatani palawija (serealia, umbi-umbian, jagung)
• Usahatani hortikultura

b.Cara penyusunan tanaman:
· Usahatani Monokultur:
Satu jenis tanaman sayuran yang ditanam pada suatu lahan.
Pola ini tidak memperkenankan adanya jenis tanaman lain pada lahan yang sama. Pola tanam monokultur banyak dilakukan Petani sayuran yang memiliki lahan khusus. Jarang yang melakukannya di lahan yang sempit.

· Pola tanam tumpangsari
Merupakan penanaman campuran dari dua atau lebih jenis.
Menurut Suryanto (1990) dan Tono (1991) bahwa prinsip tumpangsari lebih banyak menyangkut tanaman diantaranya :
» Tanaman yang ditanam secara tumpangsari, dua tanaman atau lebih mempunyai umur yang tidak sama
» Apabila tanaman yang ditumpangsarikan mempunyai umur yang hampir sama, sebaiknya fase pertumbuhannya berbeda.
» Terdapat perbedaan kebutuhan terhadap air, cahaya dan unsur hara.
» Tanaman mempunyai perbedaan perakaran.

Menurut Santoso (1990), beberapa keuntungan dari tumpangsari adalah sebagai berikut :
• Mengurangi resiko kerugian yang disebabkan fluktuasi harga pertanian 
• Menekan biaya operasional seperti tenaga kerja dan pemeliharaan tanaman.
• Meningkatkan produktifitas tanah sekaligus memperbaiki sifat tanah.

c. Struktur usahatani
Struktur usahatani menunjukkan bagaimana suatu komoditi diusahakan. Cara pengusahaan dapat dilakukan secara khusus (1 lokasi), tidak khusus (berganti-ganti lahan atau varietas tanaman) dan campuran (2 jenis atau lebih varietas tanaman, misal tumpangsari dan tumpang gilir). Ada pula yang disebut dengan “Mix Farming” yaitu manakala pilihannya antara dua komoditi yang berbeda polanya, misalnya hortikultura dan sapi perah.

Pemilihan khusus atau tidak khusus ditentukan oleh :
– Kondisi lahan
– Musim/iklim setempat
– Pengairan
– Kemiringan lahan
– Kedalaman lahan

d. Corak usahatani
Corak usahatani berdasarkan tingkatan hasil pengelolaan usahatani yang ditentukan oleh berbagai ukuran/kriteria, antara lain :

– Nilai umum, sikap dan motivasi
– Tujuan produksi
– Pengambilan keputusan
– Tingkat teknologi
– Derajat komersialisasi dari produksi usahatani
– Derajat komersialisasi dari input usahatani
– Proporsi penggunaan faktor produksi dan tingkat keuntungan 
– Pendayagunaan lembaga pelayanan pertanian setempat
– Tersedianya sumber yang sudah digunakan dalam usahatani
– Tingkat dan keadaan sumbangan pertanian dalam keseluruhan tingkat ekonomi

e. Bentuk usahatani
Bentuk usahatani di bedakan atas penguasaan faktor produksi oleh petani, yaitu :
– Perorangan
Faktor produksi dimiliki atau dikuasai oleh seseorang, maka hasilnya juga akan ditentukan oleh seseorang

– Kooperatif
Faktor produksi dimiliki secara bersama, maka hasilnya digunakan dibagi berdasar kontribusi dari pencurahan faktor yang lain.

E. EVALUASI USAHA TANI
Istilah-istilah yang harus dipahami dalam Analisa Usaha Tani :
1. Produksi Total (Y) yaitu jumlah produksi per usaha tani dengan satuan kg
2. Harga Produkdi (P) yaitu harga produksi per unit dengan satuan Rp/kg
3. Nilai Total Produksi (R/S) yaitu penerimaan dan merupakan perkalian antara Produksi Total (Y) dikalikan harga produksi (P) dengan satuan Rp.
4. Biaya Variabel (VC) yaitu biaya yang digunakan untuk membeli atau menyediakan bahan baku yang habis dalam satu kali produksi. Contohnya biaya sarana produksi dan tenaga kerja luar. Satuan Rp.
5. Biaya Veriabel per unit (AVC) yaitu total biaya variabel dibagi total produksi dengan satuan (Rp/kg)
6. Biaya Tetap (FC) yaitu biaya sewa lahan, pajak, biaya bunga, penyusutan per usaha tani dengan satuan Rp.
7. Biaya Total (TC/C) yaitu jumlah biaya biaya variabel dan biaya tetap per usaha tani dengan satuan Rp.
8. Pendapatan (I) yaitu selisih antara penerimaan dengan total biaya per usahatani dengan satuan Rp.
9. Keuntungan (Л) yaitu pendapatan dikurangi upah tenaga kerja keluarga (w) dan bunga modal sendiri per usahatani dengan satuan Rp.
10. Total tenaga kerja yang dicurahkan yaitu jumlah tenaga kerja keluarga ditambah dengan jumlah tenaga kerja luar keluarga per usahatani (HKO)
11. R/C Ratio yaitu perbandingan antara penerimaan dengan total biaya per usaha tani
12. BEP yaitu titik impas dimana suatu usaha tani tidak mengalami kerugian maupun keuntungan

F. KELAYAKAN USAHA
Suatu usaha tani dikatakan layak jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. R/C > 1
2. Produksi (kg) > BEP Produksi
3. Penerimaan (Rp) > BEP Penerimaan (Rp)
4. Harga (Rp/kg) > BEP harga (Rp/kg)

G. RUMUS PERHITUNGAN
a. Analisa BEP
1. BEP Penerimaan Rp. = FC/(1- VC /S)

2. BEP Produksi (kg) = FC/(P-AVC)

3. BEP Harga (Rp/kg) ) = TC/Y 

Dengan analisa BEP ini petani dapat merencanakan segala sesuatunya karena sebagai berikut :

1. Dapat dihitung berapa produksi (kg) maupun penerimaan (Rp) yang harus dicapai agar petani memperoleh keuntungan Rp X atau keuntungan margin sebesar X%

2. Dapat dihitung berapa harga jual (Rp/kg) agar petani untung Rp. X diatas total biaya produksi atau untung X% dari total biaya produksi yang dikeluarkan

Rumus perhitungannya :

1. Jika petani menginginkan laba atau keuntungan Rp. Л per usaha tani per musim maka :

Penerimaan (S) = (FC+ Л)/1- VC/S

2. Jika petani menginginkan laba marjin sebesar 20% per musim maka :

Penerimaan (S) = FC/(1- ( VC/s  + Laba marjin))

3. Jika petani menginginkan keuntungan sebesar Rp. Л,- diatas total biaya produksi per musim tanam maka :

BEP Harga (Rp/kg) ) = (TC + Л)/Y 

4. Jika petani menginginkan keuntungan 20% dari total biaya produksi per musim tanam maka :

Keuntungan 20% dari total biaya = 20% x TC= Л

Harga (Rp/kg) = (TC + Л)/Y 





Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn more
Ok, Go it!