Kadaluarsa pada produk pangan yang tercantum dalam kemasan merupakan komponen penting bagi konsumen, karena dari situ konsumen tahu apakah produk tersebut masih layak di makan atau tidak.
Kita sebagai konsumen ketika membeli produk dalam kemasan tidak bisa pakai panca indra kita untuk menilai produk dalam kemasan. yang dapat kita lakukan hanyalah memeriksa label yang tercantum dalam kemasan.
Kalau sebagai produsen kita wajib mengetahui kriteria kadaluarsa produk olahannya, karena untuk menentukan waktu kadaluarsa suatu produk.
sumber gambar dari chacaannisa.com
Dikutip dari jurnal litbang pertanian PENENTUAN UMUR SIMPAN PADA PRODUK PANGAN disusun oleh Heny Herawati; Menurut Institute of Food Science and Technology (1974), umur simpan produk pangan adalah selang waktu antara saat produksi hingga konsumsi di mana produk berada dalam kondisi yang memuaskan berdasarkan karakteristik penampakan, rasa, aroma, tekstur, dan nilai gizi. Sementara itu, Floros dan Gnanasekharan (1993) menyatakan bahwa umur simpan adalah waktu yang diperlukan oleh produk pangan dalam kondisi penyimpanan tertentu untuk dapat mencapai tingkatan degradasi mutu tertentu.
Pada saat baru diproduksi, mutu produk dianggap dalam keadaan 100%, dan akan menurun sejalan dengan lamanya penyimpanan atau distribusi. Selama penyimpanan dan distribusi, produk pangan akan mengalami kehilangan bobot, nilai pangan, mutu, nilai uang, daya tumbuh, dan kepercayaan (Rahayu et al. 2003).
Penggunaan indikator mutu dalam menentukan umur simpan produk siap masak atau siap saji bergantung pada kondisi saat percobaan penentuan umur simpan tersebut dilakukan (Kusnandar 2004). Hasil percobaan penentuan umur simpan hendaknya dapat memberikan informasi tentang umur simpan pada kondisi ideal, umur simpan pada kondisi tidak ideal, dan umur simpan pada kondisi distribusi dan penyimpanan normal dan penggunaan oleh konsumen. Suhu normal untuk penyimpanan yaitu suhu yang tidak menyebabkan kerusakan atau penurunan mutu produk. Suhu ekstrim atau tidak normal akan mempercepat terjadinya penurunan mutu produk dan sering diidentifikasi sebagai suhu pengujian umur simpan produk (Hariyadi 2004a).
Pengendalian suhu, kelembapan, dan penanganan fisik yang tidak baik dapat dikategorikan sebagai kondisi distribusi pangan yang tidak normal.
Posting Komentar
0Komentar