Mengidentifikasi Bahan Pakan Ternak (Untuk mengetahui kualitas pakan yang kita berikan)

Sang Landep
By -
4

       Pakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha budidaya ternak. Kebutuhan pakan ternak meliputi jenis, jumlah, dan kualitas bahan pakan yang diberikan kepada ternak secara langsung akan dapat mempengaruhi tingkat produksi dan produkivitas ternak yang dipelihara.
       Tingkat keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya ternak sangat dipengaruhi oleh total biaya pakan yang dikeluarkan, dimana biaya pakan dapat mencapai 60 – 70% dari seluruh biaya produksi yang diperlukan untuk usaha budidaya ternak.
       Ketergantungn peternak pada penggunaan pakan jadi yang diproduksi oleh perusahaan pakan masih tinggi, dimana sebagian besar bahan pakan tersebut masih diimpor. Apabila terjadi fluktuasi kenaikan harga bahan pakan akan mengakibatkan tingginya harga pakan jadi.
       Penyediaan pakan yang murah, dari bahan local uang tersedia secara terys menerus di sekitar tempat usaha budidaya serta dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak, perlu diupayakan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dalam menunjangkeberhasilan usaha budidaya yang dilakuan.
       Sebelum melakukan pengolahan bahan pakan menjadi pakan jadi, perlu dilakukan dulu survey ketersediaan bahan pakan. Penggunaan bahan pakan lokal akan diperoleh beberapa keuntungan antara lain :
-     Dapat menyerap produk hasil pertanian local, terutama bahan pakan utama, yaitu jagung, dedak padi, dan tepung ikan, Selain itu juga bahanpakan substitusi/alternatif seperti ampas tahu, ampas kecap, ampas kelapa, limbah kulit udang, bungkil inti sawit dan lainnya
-         Mendorong perekonomian pedesaan, karena dengan digunakannya vahan pakan local akan meningkatkan permintaan vahan pakan yang dapat diproduksi secara kontinu karena ada kepastian pasar
-    Mendorong pemanfaatan lahan pertanian menjadi lahan produktif karena adanya permintaan hasil pertanian dan kepastian pasar

      Sebelum mengolah vahan pakan, perlu diperhatikan informasi tentang keberadaan bahan pakan. Pakan yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
-        Mengandung nilai nutrisi tinggi
-        Mudah diperoleh
-        Mudah diolah
-        Tidak mengandung racun (anti nutrisi)
-        Harga murah dan terjangkau
-        Butirannya halus dan bisa dihaluskan

Untuk memperoleh sebagian informasi tersebut di atas dapat diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  
A.     Klasifikasi Bahan Pakan
Kualitas bahan pakan ditentukan oleh kandungan nutrient atau komposisi kimianya. berdasarkan sifat karakteristik fisik dan kimia, serta penggunaannya secara internasional, bahan pakan dibagi menjadi delapan kelas, antara lain :
1.   Hijauan kering dan jerami
Kelas ini meliputi semua hijauan dan jerami yang dipotong dan dirawat, serta produk lain yang mengandung serat kasar lebih dari 18%. Hijauan kering (hay) dan jerami padi termasuk dalam kelas ini.
2.   Pastura, tanaman padangan, dan hijauan segar
Semua hijauan yang dipotong atau tidak dan diberikan dalam bentuk segar. Contohnya : rumput, legume (kacang-kacangan), dan rambanan.
3.   Silase
Kelas ini menyebutkan silase hijauan (rumput, tanaman jagung) tetapi tidak termasuk silase ikan, bebijian, dan umbi.
4.   Sumber energi
Termasuk dalam kelas ini adalah bahan pakan dengan kandungan serat kasar kurang dari 18% dan protein kurang dari 20%. Bebijian dan hasil samping penggilingan termasuk kelas ini.
5.   Sumber protein
Kelas ini mengikutsertakan bahan pakan yang mengandung serat kasar kurang dari 18% dan protein 20% atau lebih. Contoh : bahan pakan yang berasal dari hewan dan ikan, serta bungkil dan biji tanaman kacang-kacangan.
6.   Sumber mineral
Bahan pakan sumber mineral meliputi beberapa bahan seperti, tepung tulangm tepung kulit kerang, dan grit. Fungsinya sebagai sumber mineral kalsium, terutama digunakan pada peternakan ayam petelur. Grit berfungsi sebagai mineral dan membantu pencernaan ayam.
7.   Sumber vitamin
8.   Sumber aditif

B.     Macam-macam Bahan Pakan
1.   Bahan Pakan Sumber Energi
a.  Bekatul     
       Indonesia sebagai salah satu negara produsen beras yang besar di kawasan Asia Tenggara menghasilkan bekatul atau dedak padi yang cukup melimpah. Bekatul merupakan hasil sampingan atau limbah dari proses penggilingan padi. Menurut hasil penelitian, kurang lebih 8% - 8,5% dari berat padi adalah bekatul. Bekatul memiliki kandungan serat kasar yang lebih tinggi daripada jagung atau sumber energi yang lain. Oleh karena itu, bekatul diberikan dalam jumlah terbatas, tergantung jenis ternaknya.
       Untuk menghindari serangga dan bau tengik yang mengakibatkan kualitas bekatul berkurang, bekatul dijemur terlebih dahulu selama 3-4 hari. Penjemuran dilakukan sebelum bekatul disimpan atau digunakan sebagai bahan baku pakan. Bekatul merupakan komoditi yang cukup terbatas ketersediaannya karena tergantung musim panen padi dan sifatnya mudah rusak. Bagi peternak yang membuat campuran pakan sendiri, bekatul menjadi salah satu bahan pakan utama. Akibatnya dibeberapa daerah, harga bekatul menjadi mahal dipasaran. Hal ini menimbulkan upaya untuk memanipulasi bekatul dengan mencampurnya dengan bahan lain seperti sekam giling dan limbah tapioka (onggok).
b.  Jagung
       Jagung atau Zea mays merupakan bahan pakan sumber energi yang paling banyak digunakan dalam industri pakan ternak. Di Indonesia dikenal beberapa jenis jagung, yaitu jagung kuning, jagung putih, dan jagung merah. Jenis yang paling banyak digunakan adalah jagung kuning karena mengandung karoten pro vitamin A yang cukup tinggi. 
       Jagung mempunyai kandungan protein rendah dan beragam, tetapi kandungan serat kasarnya rendah dengan kandungan energi metabolisme tinggi. Oleh karena itu, jagung merupakan sumber energi yang baik. Kandungan serat kasarnya yang rendah memungkinkan jagung digunakan dalam tingkat yang lebih tinggi. Jagung juga mempunyai kandungan asam linoleat yang baik dan juga sumber asam lemak esensial yang baik.
c.   Sorgum
       Sorgum (Sorghum vulgare) merupakan pakan sumber energi dan penunjang asam amino esesnsial sebagaimana halnya jagung. Umumnya sorgum yang berwarna gelap mengandung tannin lebih banyak daripada sorgum yang berwarna terang. Kandungan protein sorgum lebih besar daripada jagung. 
d.  Dedak Padi
       Dedak padi tersedia banyak di Indonesia. Harganya murah dan kandungan unsur nutrisinya cukup baik. Hanya saja mengandung serat kasar agak tinggi. Kandungan serat kasar inilah yang menyebabkan pemakaian dedak padi menjadi sangat terbatas. 
       Dedak murni agak sulit dicari karena sekarang banyak terjadi pemalsuan atau pencampuran dedak dengan gilingan kulit gabah atau gilingan jerami. Akibatnya kandungan serat kasarnya menjadi tinggi dan berdampak buruk bagi ternak terutama ayam.
e.  Gaplek
       Gaplek adalah umbi kayu yang telah dikupas kulitnya dan dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari. Tujuan pengeringan ubi kayu ini adalah agar dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama, mudah penanganannya, dan untuk mengurangi atau menghilangkan kandungan glukosida (linamarin) yang dapat menghasilkan HCN karena adanya aktivitas enzim tertentu.
       Gaplek banyak dibuat menjadi tepung gaplek. Tepung gaplek banyak mengandung pati dan pada saat pengukusan, pati tersebut diubah menjadi zat perekat oleh uap panas. Dengan demikian, penggunaannya sangat membantu sekali dalam pembuatan pakan bentuk pellet sebab pellet yang dihasilkan akan menjadi lebih padat, keras, dan tidak mudah pecah.
f.    Onggok
       Onggok merupakan hasil sisa pembuatan pati ketela pohon.
g.  Molases atau Tetes
       Tetes berasal dari hasil ikutan pada proses penggilingan tebu menjadi gula. Tetes tebu berwarna coklat kemerahan, kalau dicicipi akan terasa manis. 
h.  Minyak Kelapa dan Minyak Kedelai
       Penggunaan minyak kelapa dan minyak kedelai dalam penyusunan ransum adalah untuk melengkapi kekurangan gizi. Selain itu, kedua bahan ini sangat membantu dalam pembuatan pakan bentuk pellet, karena dapat memperlicin atau mempermudah keluarnya pakan saat melewati sarangan mesin pembuatan pakan. Namun, penggunaan minyak nabati yang berlebihan juga akan merusak kualitas pellet yang dihasilkan karena dapat menyebabkan pellet mudah pecah dan menaikkan kadar debu. Untuk itu, sebaiknya kedua jenis minyak nabati tersebut hanya digunakan dalam jumlah sangat terbatas.

  1. Bahan Pakan Sumber Protein
a.  Bahan Pakan Sumber Protein Nabati
1)           Bungkil Kedelai
       Bungkil kedelai merupakan hasil ikutan pembuatan minyak kedelai. Bungkil kedelai sebagai bahan pakan sumber protein asal tumbuhan belum dapat digantikan oleh bahan sejenis lainnya. Bungkil kedelai merupakan bahan pakan sumber dwiguna, sebagai sumber protein dan sumber energi.
2)           Bungkil Kacang Tanah
       Sama seperti bungkil kedelai, bungkil kacang tanah merupakan ampas atau sisa hasil dari proses pembuatan minyak nabati. Kendala penggunaan bahan pakan ini adalah sifatnya yang mudah dirusak oleh jamur yang akan menimbulkan racun aflatoksin serta tidak banyak tersedia dan diproduksi diIndonesia. Untuk menghindari tumbuhnya jamur, cara yang paling mudah adalah penanganan yang baik saat panen selain pengeringan yang cepat dan disimpan di tempat yang kelembabannya rendah.

3)           Bungkil Kelapa
       Disebut juga bungkil kopra karena bahan baku yang diambil minyaknya adalah kopra. Kopra adalah daging kelapa yang sudah dikeringkan sampai kadar airnya tinggal kurang dari 6% dengan maksud agar kopra tersebut tidak mudah rusak. Bahan pakan ini cukup banyak tersedia di Indonesia dan sudah biasa digunakan oleh para peternak di Indonesia. Seribu butir daging kelapa akan menghasilkan sekitar 110 kg minyak dan 55 kg bungkil.
4)           Bungkil Kelapa Sawit
       Bungkil kelapa sawit yang dimaksud adalah bungkil dari pembuatan minyak inti atau daging buah kelapa. Oleh karena itu, sering disebut sebagai bungkil inti sawit.
5)           Tepung daun Turi
       Tepung daun turi merupakan sumber serat kasar. Tepung ini sangat baik digunakan sebagai bahan campuran pakan ternak unggas petelur. Pakan sumber serat kasar dapat mengurangi kadar kolesterol dalam telur yang dihasilkan. 
6)           Tepung Daun Ubi    
       Pemberian tepung daun ubi kayu dalam penyusunan pakan unggas terbatas hanya sampai 5% karena adanya asam prusid dan sianida yang merupakan senyawa yang sangat beracun. Untuk menghilangkannya, daun ubi yang akan digunakan sebagai bahan pakan unggas harus dipotong-potong , dicuci dan dijemur sampai kering. Dengan demikian, senyawa sianida akan larut dalam air dan menguap selama penjemuran.
7)           Tepung Daun Lamtoro
       Tepung daun lamtoro adalah daun lamtoro yang dibuat tepung dengan cara menumbuk atau menggiling daun lamtoro yang telah dikeringkan. Tepung daun lamtoro mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi, tetapi bahan ini mengandung racun yaitu mimosin. Jika digunakan secara berlebihan dapat menyebabkan kerontokan bulu unggas, jalan sempoyongan, dan pembesaran kelenjar gondok.
8)           Tepung Daun Pepaya 

b.  Bahan Pakan Sumber Protein Hewani

1)           Tepung Darah
       Tepung darah berasal dari hasil samping pemotongan ternak (rumah potong hewan). 
2)           Tepung Bekicot
       Tepung bekicot merupakan salah satu bahan pakan unggas yang mengandung banyak protein. Tepung bekicot ini diperoleh dari proses pengolahan daging bekicot menjadi tepung. 
3)     Tepung Bulu Unggas
       Tepung bulu adalah tepung bulu ayam yang telah mengalami proses hidrolisis dengan jalan pengukusan pada suhu dan tekanan tinggi. Salah satu kendala penggunaan tepung bulu unggas sebagai bahan campuran pakan unggas adalah karena kandungan protein keratin yang sulit dicerna oleh hewan. Untuk mengatasinya perlu perlakuan khusus sebelum dijadikan sebagai bahan baku pakan ternak. 
4)           Tepung Ikan
       Tepung ikan dibuat dari hasil sisa pada pembuatan minyak ikan dan hasil sisa industri ikan dari berbagai macam ikan laut dan ikan darat sisa yang sudah tidak dijual untuk dikonsumsi manusia. Tepung ikan merupakan sumber protein hewani yang banyak digunakan untuk ternak nonruminansia terutama unggas. Tepung ikan cukup mahal harganya dan merupakan bahan pakan standar untuk memenuhi kekurangan asam amino esensial dalam ransum.
5)           Tepung Daging Tulang
       Tepung daging tulang berasal dari daging afkir dari berbagai jaringan lunak lain yang tidak dikonsumsi manusia dari pemotongan ternak (rumah potong hewan), juga berasal dari ternak yang mati. Oleh karena itu, kualitasnya tergantung dari komposisi bahan asal, metode, dan suhu pembuatannya. Nilai nutrisinya lebih rendah daripada tepung ikan. Penggunaan tepung daging tulang akan lebih baik jika dicampur dengan sumber protein hewan yang lain.
6)           Tepung Rese
       Tepung rese didapatkan dari kulit dan kepala udang yang digiling.
7)           Manure (tinja ayam)
       Manure adalah kotoran ayam yang dikeringkan secara alami. Tinja dapat dijadikan bahan makanan untuk unggas itu sendiri. Tinja yang digunakan sebagai bahan makanan unggas ini biasanya adalah tinja asal ayam ras. Proses seperti ini dikenal dengan istilah "daur ulang". Tinja pada peternakan ayam dikeluarkan sebagai hasil dalam dua bentuk :
8)           Tinja bercampur bahan litter
9)           Tinja murni
       Tinja yang sudah dikumpulkan tentu tidak begitu saja langsung diberikan kepada ayam. Bau tinja akan menyebabkan ayam menjauh. Tinja yang telah terkumpul itu perlu dikeringkan terlebih dahulu, dibebaskan dari kemungkinan adanya bibit penyakit dan parasit, setelah itu digiling halus.

  1. Bahan Pakan Sumber Mineral
a.  Tepung Tulang
       Peran tepung tulang sebagai campuran pakan unggas adalah sebagai sumber kalsium dan fosfor. Tidak semua jenis tulang dapat digunakan sebagai bahan baku tepung tulang, tetapi hanya tulang ternak dewasa saja yang dapat digunakan, seperti tulang sapi, kerbau, babi, dan kuda.
Tepung tulang yang baik biasanya memenuhi beberapa syarat, diantaranya berwarna keputih-putihan, tidak berbau, tidak mengandung bibit penyakit, kadar air paling tinggi 5%. 
b.  Garam Dapur
       Kandungan utama garam dapur adalah NaCl, yang merupakan sumber Na dan Cl. Garam dapur bersifat palatabel dan dapat menambah nafsu makan.
c.   Tepung Batu kapur
       Batu kapur adalah sumber mineral Ca yang digunakan di dalam ransum ternak. 

d.  Premik
       Premik merupakan vitamin, mineral, dan antibiotik yang digunakan sebagai tambahan pakan unggas dan ternak besar. Pencampuran premik pada pakan unggas ini bertujuan untuk menutupi kekurangan nilai gizi pada pakan tersebut karena pada umumnya bahan baku pakan yang digunakan sangat variatif kadar gizinya.      
       Kadar penggunaan premik pada unggas tergantung pada jenis unggas dan umurnya. Penggunaan premik ini harus disesuaikan dengan aturan pakai yang tertulis pada kemasan. Secara umum ada tiga jenis premik yang diperdagangkan di Indonesia berdasarkan komposisinya sebagai berikut :
·            Komposisi multivitamin dan mineral
·            Komposisi multivitamin dan antibiotik
·            Komposisi multivitamin, mineral dan antibiotik.
Dari berbagai komposisi premik tersebut biasanya hanya dikenal dua istilah, yaitu feed supplement antibiotik dan feed supplement pemacu pertumbuhan.

Posting Komentar

4Komentar

  1. Ijin share info berguna min : Sedia tepung Roti dari fresh kulit roti tawar. Side product/ bad stock fresh. Tidak repot sortir gula/selai. Non jamur. Lokasi pondok cabe, untuk kebutuhan sekitar tangsel, parung, gn sindur dan depok.
    Juga menyediakan basis dasar bahan baku pembuatan pakan ternak lainya seperti tepung kulit udang dan tepung ikan murni.
    Cod lokasi/ loco gudang. PM. Hub : 08987300699/ WA

    BalasHapus
Posting Komentar

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn more
Ok, Go it!