Dalam pengolahan bahan pangan ada lamanya mengolah bahan dari mentah ke masak. Dari hal tersebut dapat didefinisikan untuk mengetahui berapa lama bahan pangan tersebut masak dan layak untuk dikonsumsi yang aman bagi konsumen (Birch, 1986).
Mentah masaknya bahan pangan dapat mempengaruhi daya simpan pangan dengan masih adanya aktivitas mikroorganisme dalam produk olahan. Sehingga semua itu bisa terjadi yang dikarena pengolahannya kurang optimum (kurang masak) bahan olahan (Borgstroom, 1988).
Mentah masak suatu produk dapat diketahui dengan selisih berat pangan dari berat mentah dan berat masak pangan yang kita olah. Hal itu sering kita sebut panetapan konversi mentah masak (Debhanon Muangman, 1996).
Mentah ke masak dengan tujuan untuk meningkatkan kelezatan dan aroma. Secara normal pemasakan juga mematikan sebagian besar , kalau tidak semua, organisme penyebab peracunan makanan yang mungkin ada (Desrosier, 1997).
Pemasakan yang berlebihan atau matang betul (hangus) bisa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk, warna, bau/aroma, dan rasa bahan yang diolah tersebut. Sehingga olahan tersebut tidak layak disajikan (Karel M, 1995).
Alat
- Timbangan
- Alat untuk merebus(panci, kompor,dll)
Bahan
- Bahan pangan sumber zat gizi(Ubi jalar)
Cara Kerja
1. Menimbang bahan pangan mentah dalam keadaan kotor dan bersih.
2. Merebus bahan pangan kemudian ditimbang.
3. Menkonversikan dari mentah ke masak (berat mentah/berat masak x 100%) atau sebaliknya dari masak ke mentah (berat masak/berat mentah x 100%)
Daftar pustaka
Birch, G. Parker. Anf J.T. Worgan. Food
From Waste. Aplied Science (London, 1986).
Borgstrom, G. Food
Microbiology and Biochemistry (london, 1988).
Deubhanon Muangman. Nutrition
Problems of south East Asia Proc (Tokyo, 1996)
Desrosier, N.W. Technology
of Food Preservation (Publishing Co, 1997).
Karel M., O.R.
Fennema, and D.B. Lund, Phisycal Princyples of Food Preservation (New
York, 1995).